foto: Shanghai University, doc. id.wikipedia.org
Kuliah di China semakin populer di kalangan mahasiswa Indonesia. Menurut data dari China Scholarship Council dan sejumlah agen pendidikan, jumlah mahasiswa internasional yang memilih China meningkat setiap tahunnya karena biaya kuliah yang relatif terjangkau serta kualitas pendidikan yang makin kompetitif. Namun, salah satu pertanyaan klasik yang selalu muncul adalah: berapa biaya hidup yang harus dipersiapkan?
Jawabannya tentu tergantung kota tempat mahasiswa kuliah. Tinggal di Beijing atau Shanghai jelas berbeda biayanya dibandingkan tinggal di kota seperti Xi’an atau Harbin. Artikel ini merangkum perbandingan biaya hidup mahasiswa Indonesia China baik di kota besar vs kota kecil, lengkap dengan data dari berbagai sumber.
1. Biaya Akomodasi
Akomodasi menjadi pengeluaran terbesar mahasiswa asing di China.
- Kota Besar (Beijing, Shanghai, Guangzhou):
Sewa apartemen sederhana bisa mencapai 3.000–5.000 RMB per bulan. Dormitori kampus lebih murah, tapi terbatas, sekitar 1.200–2.000 RMB per bulan.
Menurut StudyAtChina, tarif dormitori di universitas ternama berkisar 750–4.500 RMB/bulan, tergantung tipe kamar.
- Kota Kecil (Xi’an, Harbin, Chengdu):
Harga sewa lebih ramah, 1.500–2.500 RMB per bulan, bahkan dormitori bisa di bawah 1.000 RMB per bulan.
Perbandingan biaya hidup menunjukkan bahwa Xi’an 25,5% lebih murah dibanding Beijing, dengan biaya sewa apartemen hampir setengahnya.
Mahasiswa di kota kecil bisa menghemat hingga setengah biaya akomodasi dibanding kota besar.
2. Biaya Makan
Makanan sehari-hari juga berbeda antara kota besar dan kecil.
- Kota Besar:
Makan di kantin kampus sekitar 15–20 RMB, sedangkan makan di restoran internasional bisa 40–60 RMB sekali makan. - Kota Kecil:
Makan di kantin lebih murah, sekitar 10–15 RMB, sedangkan restoran lokal berkisar 20–30 RMB.
SevenPeaks Education mencatat biaya makan mahasiswa asing rata-rata 1.000–1.500 RMB/bulan tergantung lokasi.
Kota kecil memberi fleksibilitas mahasiswa untuk makan di luar tanpa takut kantong jebol.
3. Transportasi
Transportasi sangat bergantung pada infrastruktur kota.
- Kota Besar:
Transportasi modern: subway, bus, bike-sharing. Estimasi biaya transport bulanan 200–400 RMB. - Kota Kecil:
Tidak semua punya subway, mahasiswa biasanya mengandalkan bus atau sepeda listrik. Estimasi biaya bulanan hanya 100–200 RMB.
SevenPeaks Education menyebut biaya transportasi rata-rata mahasiswa internasional di China sekitar 100–200 RMB/bulan.
4. Hiburan & Gaya Hidup
- Kota Besar:
Banyak pilihan hiburan modern, tapi lebih mahal. Tiket bioskop bisa 70–100 RMB. - Kota Kecil:
Lebih sederhana, seperti café, festival budaya, atau bioskop lokal dengan tiket 30–50 RMB.
Kota kecil lebih cocok untuk mahasiswa yang ingin hidup tenang dan hemat, sementara kota besar cocok bagi mereka yang ingin akses luas ke hiburan dan networking.
5. Tantangan Finansial Mahasiswa
Sebagian besar mahasiswa Indonesia masih bergantung pada kiriman keluarga. Biaya transfer lintas negara sering jadi tantangan karena biaya admin bank cukup tinggi.
- Kirim Uang ke China:
Layanan remitansi digital kini banyak dipilih mahasiswa. Misalnya, Tokoremit menjadi salah satu opsi populer untuk kirim uang ke China dengan biaya yang transparan dan proses yang relatif cepat.
Bank of China juga menawarkan transfer internasional dengan komisi 0,05% (min. USD 5).
Di sisi lain, beberapa mahasiswa mulai mengikuti tren finansial global. Sekadar memantau fluktuasi harga bitcoin misalnya, bisa menjadi cara mereka memahami kondisi ekonomi dunia yang berpengaruh pada nilai tukar dan biaya hidup.
Seorang mahasiswa berbagi di Reddit bahwa dengan budget 3.000–4.000 RMB/bulan di Xi’an, ia sudah bisa hidup nyaman dengan makan di kantin dan transport publik.
6. Estimasi Total Biaya Hidup
- Kota Besar (Beijing, Shanghai):Rp 12–18 juta per bulan.
- Kota Kecil (Xi’an, Harbin, Chengdu):Rp 7–12 juta per bulan.
Estimasi ini sudah termasuk makan, transport, akomodasi, dan gaya hidup sederhana.
Baca juga: Mengapa E-Commerce Wajib Memiliki Rantai Pasok Fleksibel Tahun Ini

Kesimpulan
Kuliah di China membuka banyak peluang, tapi juga menuntut mahasiswa Indonesia untuk pintar mengatur keuangan. Tinggal di kota besar memang memberi akses lebih luas, tapi dengan konsekuensi biaya hidup tinggi. Sebaliknya, kota kecil menawarkan hidup hemat dengan suasana lebih tenang.
Apapun pilihan kota, yang penting mahasiswa mempersiapkan strategi finansial sejak awal mulai dari akomodasi, pengeluaran harian, hingga cara menerima uang dari keluarga. Dengan begitu, masa studi di China bisa lebih fokus, lancar, dan menyenangkan. Biaya hidup mahasiswa Indonesia di China bisa dilihat dari beberapa faktor yang menjadi pertimbangan.
